Islam & Korupsi

May 2, 2008

Setelah minggu kemarin terpaksa tidak posting isi jumatan karena bingung mau nulis apa (alias tidak memperhatikan khutbah) kali ini isi khutbah akan diposting. Niat untuk nulis ini khutbah sudah ada sejak minggu kemarin sejak pembaca pengumuman membaca bahwa yang akan mengisi khutbah jumat ini adalah Athian Ali.

Allah itu baik dan hanya mau menerima yang baik-baik saja”. Kira-kira hadist inilah latar belakang khutbah minggu ini.

Pada zaman shahabat ada seseorang yang sangat menderita, orang ini berdoa dan mengharap doanya didengar oleh Allah. Melihat penderitaan orang ini para shahabat bertanya kepada rosulullah, mengapa doa orang ini tidak dikabulkan, kemudian rosul menjawab, dulu orang ini pernah hidup berkecukupan tetapi dia mendapatkan penghasilan bukan dari cara yang halal. Mana mungkin Allah akan mengabulkan do’a orang ini. Begitulah kira-kira.

Pada khutbah ini pak Athian Ali mengambil analogi yang lain : bila seseorang tidak dalam keadaan suci atau dalam keadaan batal, misalnya dalam keadaan junub, buang angin, BAB, buang ari kecil maka orang ini tidak diperbolehkan melakukan shalat. Hal yang sama juga berlaku bagi pasangan suami istri yang melakukan hubungan badan. Orang ini tidak diperkenankan masuk masjid apalagi shalat meskipun aktivitas berhubungan suami istri adalah hal yang halal. Jika orang-orang ini tetap memaksakan diri melakuka shalat mustahil shalatnya bakal diterima oleh Allah. Mereka-mereka ini boleh melakukan shalat jika sudah dalam keadaan suci.

Lalu bagaimana dengan para koruptor? Merekan malakukan Haji / Umrah dan menganggap dosanya akan diampuni oleh Allah kemudian pulang dan menikmati hasil korupsinya. Kira-kira akankah Allah mengabulkan doa para koruptor ini?

Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain Allah ? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya, sedangkan mereka mengetahui. Al Imran (3) : 135.

Dosa menurut Q.S Al Imran 135 dibagi menjadi dua :

1. Fahisah

Fahisah adalah dosa yang berkaitan dengan orang lain. Dosa ini tidak akan terhapus jika belum diselesaikan antara pelaku dengan orang yang dirugikan / tersakiti. Contoh : korupsi.

2. Dholim

Dholim artinya dosa yang akibatnya ditanggung oleh dirinya sendiri, tidak melibatkan oleh orang lain. Misalnya dosa nabi Adam saat memakan buah Khuldi yang menyebabakan dia diturunkan ke bumi. Oleh karena itu pada saat itu doa yang dipanjatkan oleh nabi Adam adalah “Robbana Dholamna anfusana ….”.

Dosa ini tidak merugikan orang lain, karena memang belum ada manusia saat itu. Contoh lain kita tidak sholat, tidak puasa. Orang lain tidak akan dirugikan.

Dosa Faahisah inilah yang paling berat. Tidak bisa kita bertobat kepada Allah lalu dosa ini terhapus sebelum kita menebus dosa kepada orang yang tersakiti / dirugikan. Misalnya ada koruptor, untuk menhapus dosanya dia pergi haji atau umroh, dia pergi dengan harta korupsinya kemudian dia bertobat dan sekembalinya ke tanah air dia nikmati lagi harta korupsinya. Mustahil orang ini akan diterima oleh Allah.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bertanya : Tahukah kalian siapakah orang yang bangkrut ( pailit ) itu ? Maka mereka ( para sahabat ) menjawab : orang yang pailit di antara kita adalah orang yang tidak mempunyai uang dan harta. Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menerangkan : orang yang pailit dari ummatku adalah orang yang datang pada hari kiamat dengan (pahala) shalat, puasa dan zakatnya, namun dia datang dan (dahulu di dunianya) dia telah mencela si ini, menuduh (berzina) si itu, memakan harta si ini, menumpahkan darah si itu dan telah memukul orang lain ( dengan tidak hak ), maka si ini diberikan kepadanya kebaikan orang yang membawa banyak pahala ini, dan si itu diberikan sedemikian juga, maka apabila kebaikannya sudah habis sebelum dia melunasi segala dosanya ( kepada orang lain ), maka kesalahan orang yang didzalimi di dunia itu dibebankan kepadanya, kemudian dia dilemparkan ke api neraka”. HR. Muslim.

Dalam hadist diatas dijelaskan bahwa orang yang paling bangkrut di akhirat salah satunya adalah orang yang memakan harta orang lain (korupsi) karena amalnya akan diberikan kepada orang yang pernah dia dholimi dan jika amalnya habis maka ia harus menanggung beban dosa orang yang pernah dia dholimi.

Dikisahkan, ada seorang wanita yang mengaku melakukan dosa zina, dia menghadap rosulullah dan mengakui dosanya, tapi rosul tampak tidak percaya dan menganggapnya sedang mabuk, maka rosul memerintahkan Ummu Kalsum untuk mengeceknya, ternyata benar dia tidak mabuk. Lalu rosul memintanya pulang.

Beberapa hari kemudian wanita ini mendatangi rosul, dia mengaku telah berzina kali ini dengan bukti bahwa ia sedang hamil hasil dari perzinaannya. Ia meminta agar rosul mengadilinya. Tapi kemudian rosul memintanya pulang agar menunggu 9 bulan sampai si anak terlahir. Begitu anak terlahir wanita ini kembali menghadap rosul, dan rosul memintanya untuk pulang untuk menyusui anak ini karena tidak mungkin anak ini hidup tanpa wanita tersebut. Setelah hampir 3 tahun, wanita ini kembali menemui rosul dan kemudian ditanya apakah anak tersebut telah disapih, setelah memastikan bahwa anak tersebut telah bisa ditinggal ibunya maka rosul menyiapkan hukuman bagi si wanita.

Wanita ini dirajam, pada saat itu Khalid bin Walid tampak sangat bersemangat dalam merajamnya. Tapi kemudian dia diingatkan oleh Rosul, agar lebih baik dalam menghukumnya karena wanita ini adalah seorang ahli surga.

Begitulah Islam dalam memandang masalah sosial salah satunya korupsi ,sebuah konsep yang sangat sempurna. Bahkan hak seorang bayi yang belum dilahirkan saja juga sangat diperhatikan.


Besi

April 22, 2008

Nawaitu, mulai Jum’at ini, terinspirasi dari pak blogger terkenal di gedung sebelah saya berniat memposting isi khutbah jumat yang saya ikuti dimanapun itu salah satu tujuannya buat tombo ngantuk saat mendengarkan khutbah. Kita mulai saja.

Dan Kami ciptakan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia, (supaya mereka mempergunakan itu) dan supaya Allah mengetahui siapa yang menolong (agama)Nya dan rasul-rasul-Nya padahal Allah tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa. (Al Hadid 25).

Diatas adalah terjemahan dari Q.S Al Hadid 25. Al Hadid berarti besi. Dijelaskan bahwa besi diciptakan oleh Allah padahal dalam penggalan ayat tersebut jelas bahwa dimulai dengan ‘Wa anzalna’ yang artinya “Dan Kami turunkan”. Berdasarkan penelitian science, sebenarnya besi memang diturunkan dari langit. Besi atau logam yang ada di bumi berasal dari bintang-bintang yang telah mati karena kehabisan bahan bakar (hidrogen) yang kemudian jatuh ke bumi.

Besi merupakan salah satu logam yang ada di bumi ini. Massa bumi sebagian besar disusun oleh logam ini. Sekitar 30% penyusun masa bumi adalah besi. Namun besi lebih banyak berada di inti bumi (core) bukan lapisan atas bumi. Dalam tabel sistem periodik unsur, logam ini berada di golongan tengah, golongan empat, dan diatara unsur yang ada di golongan empat ini besi terletak di tengah pula. Logam ini memiliki 26 elektron.